|  | 

Agenda Reses

Marwan Dasopang Ingatkan Anak Muda Terkait MEA

MEDAN- Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Drs H Marwan Dasopang melakukan agenda reses di daerah pemilihan Sumatera Utara. Kali ini, Marwan Dasopang mengunjungi daerah Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara (Labura) dan Labuhanbatu Selatan (Labusel).

Marwan melakukan serap aspirasi di ketiga daerah tersebut dengan mengumpulkan anak muda organisasi kepemudaan yang tergabung dalam KNPI. Dalam kesempatan itu, Marwan memberikan penjelasan terkait dengan persaingan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sudah diambang pintu.

"Mulai 2016, komunitas masyarakat ASEAN akan menyatu. Dengan demikian baik arus barang (produk) maupun jasa (tenaga kerja) tidak ada lagi hambatan masuk-keluar. Mau tidak mau akan terjadi persaingan kualitas dan kuantitas," kata Marwan Dasopang di Labuhan, Kamis (12/11).

Marwan menuturkan jika Indonesia, terutama daerah tidak siap bersaing secara kualitas baik barang dan jasa serta tenaga kerja, maka kita akan menjadi penonton di negeri sendiri. Artinya, kita akan melihat arus tenaga kerja asing yang menyerbu Indonesia.

"Begitu juga halnya bila Indonesia tidak bisa mengimbangi profesionalisme masyarakat ASEAN, maka tenaga kerja kita tidak akan laku di negara lain di kawasan ASEAN. Karenanya, kita menggugah kesadaran pemuda, agar tidak menjadi pecundang saat MEA diberlakukan nantinya," jelas Marwan yang duduk di Komisi IX ini.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPP PKB ini mengimbau pemerintah dan stakeholder agar fokus menangani dan menyiapkan tenaga-tenaga profesional. Sebab, tenaga kerja profesional sangat signifikan untuk menyejahterakan bangsa.

Dia mengungkap contoh, Labuhanbatu yang baru mampu mengirim 73 tenaga kerja ke luar negeri, setelah dihitung remitensi (uang yang dikirim kembali ke Indonesia) rata-rata Rp2 juta per bulan per orang. Artinya mereka bisa menghasilkan Rp147 miliar per tahun. Kendati tidak terkumpulkan dengan bulat, tapi Rp147 miliar sudah mampu menyelesaikan setidaknya rumah tangga mereka.

"Coba kalu daerah mampu mengirim 500 tenaga kerja ke luar negeri, itu sudah mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi daerah. Itulah pentingnya kalau kita menyasar pekerja yang dikirim ke luar negeri adalah para pekerja profesional," ucap anggota DPR daerah pemilihan Sumut 2 ini.

Dalam hitungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), katanya, tenaga kerja profesional yang bekerja di luar negeri rata-rata bisa mengirim Rp5 juta per bulan. Dan inilah yang disebut pahlawan devisa.

"Dikahawatirkan jika tidak siap menyongsong MEA, kita akan menjadi serbuan tenaga kerja profesional luar negeri, dan sebaliknya kita mengirim tenaga kerja yang tidak profesional ke luar negeri. Kalau ini yang terjadi tenaga kita akan tetap menjadi budak di luar negeri," ucap Marwan.

Related Articles

Kata Mutiara

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin” --- Gusdur

A new version of this app is available. Click here to update.