PKB Dirikan Posko Peduli Banjarnegara

Banjarnegara-Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VII yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Kebumen Drs. H. Taufiq R. Abdullah menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang mendalam atas musibah tanah longsor yang menimpa Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jum’at (12/12/2014) pukul 18.00 Wib.
“Kami sangat prihatin dan turut belasungkawa yang mendalam atas musibah ini, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran oleh Allah SWT dalam menghadapi musibah ini”, jelasnya dalam sebuah release yang dikirim kepada para awak media dari lokasi bencana di Banjarnegara, Rabu, 17 Desember 2014.
Untuk itu, dirinya selaku anggota DPR dari Dapil Jateng VII bersama-sama dengan Pengurus Cabang NU Banjarnegara dan Pengurus DPC PKB Banjarnegara langsung melakukan koordinasi dan mendirikan Posko Tanggap Bencana di lokasi pada hari pertama saat terjadi bencana longsor tersebut.
“NU Banjarnegara beserta Badan Otonom nya, seperti teman-teman Banser dari Ansor dll, memiliki relawan yang sudah teruji menangani bencana, bahkan menjadi tenaga andalan bagi Pemerintah Daerah dan BPBD Kabupaten Banjarnegara. Mereka telah bekerja sejak hari pertama kejadian, jelas anggota DPR dari Fraksi PKB ini.
Relawan yang ia maksud adalah BANSER Siaga Bencana (BAGANA) yang jumlahnya mencapai 600 orang yang siap setiap saat dibutuhkan. Jumlah relawan tersebut masih dapat bertambah manakala diperlukan. Namun karena keterbatasan seragam yang dimiliki oleh para relawan tersebut, tidak semua mereka yang di lapangan memakai seragama BAGANA.
“Posko kami di lapangan menjadi satu antara Poskonya NU, Banom NU, dan PKB. Untuk lokasi di Kota Kabupaten Banjarnegara PKB juga membuat Posko khusus yang diberi nama PKB Peduli Banjarnegara” imbuh mantan Wakil Sekjen PBNU tersebut.
Lebih lanjut, Taufiq R. Abdullah menegaskan, Posko PKB Peduli Banjarnegara kemarin sudah menghimpun dan menyalurkan bantuan berupa uang dan kebutuhan pengungsi lainnya seperti bahan makanan, selimut, sarung, dan pakaian layak pakai yang berasal dari sumbangan FPKB dan pribadi-pribadi anggota FPKB.
Ia juga menyampaikan bahwa anggota DPR RI dari Dapil VII Jateng, DPRD Provinsi Jateng, dan DPRD Kabupaten Banjarnegara yang berasal dari FPKB telah aktif melakukan koordinasi dan kerja-kerja tanggap darurat bencana bahkan turun langsung dilapangan untuk mengkordinasikan bantuan dan memastikan penanganan bencana disana dapat berjalan dengan baik.
Di Banjarnegara, bukan kali ini saja terjadi bencana. Pada tahun 2006 silam, bencana tanah longsor yang cukup besar pernah terjadi di desa Cijeruk, Banjarmangu, kabupaten Banjarnegara. Kemudian, pada tahun 2013 lalu, musibah bencana luncuran gas beracun Kawah Timbang juga terjadi di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dalam kaitan melakukan kerja-kerja sosial itu pula, Anggota DPR RI kelahiran Banjarnegara ini mengaku sudah pernah dua kali datang ke Posko Tetap BAGANA saat terjadi musibah bencana luncuran gas beracun Kawah Timbang di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah tahun 2013 lalu dan bencana tanah longsor di desa Cijeruk, Banjarmangu, kabupaten Banjarnegara.
Belajar dari kejadian dan pengalaman diatas, Pemerintah mulai dari pusat sampai daerah perlu memberikan perhatian yang ekstra terhadap persoalan mitigasi bencana, khususnya di wilayah Banjarnegara sebagai daerah yang termasuk kategori rawan bencana.
Pemerintah perlu membangun dan memperkokoh sistem deteksi dini dan peringatan dini dalam bencana ini. “Agar early warning system dapat benar-benar terbangun, maka perlu kerjasama semua pihak dan DPR akan serius mengawal ini” pungkasnya.
Terkait penanganan bencana tanah longsor Banjarnegara ke depannya, Taufiq R. Abdullah melalui tugas dan fungsinya sebagai anggota DPR akan segera mengusulkan agar ada alokasi penambahan anggaran untuk bencana longsor Banjarnegara kepada Pemerintah Pusat yang akan dibahas melalui APBN Perubahan mulai tanggal 7 Januari 2015 mendatang.
Sedangkan mengani rencana pemerintah yang akan merelokasi warga yang terkena dampak bencana longsor, Taufik R. Abdullah berpesan kepada pemerintah agar benar-benar memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat. Artinya, wilayah baru sebagai tempat relokasi nantinya harus mengutamakan kemudahan warga untuk mencari nafkah dengan bercocok tanam sebagai sumber pendapatan dan karakter sosial budaya masyarakat setempat.