Berita Nasional Pojok Parlemen
Suhandi, Driver Ojol Caleg DPR RI dari PKB
Suhandi, namanya masih
terdengar asing. Ya, tentu. Dia bukan seorang pengusaha besar; bukan aktivis hebat; bukan
pula pesohor; apalagi politisi kawakan. Hari-harinya ia jalani dengan mengais rupiah
dengan berprofesi sebagai ojek online
(ojol).
Alam demokrasi yang egaliter membuat Suhandi Pria kelahiran Tangerang, 14 Oktober
1979 ini memiliki tekad kuat untuk mendaftarkan diri sebagai Calon
Angggota DPR RI dari Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) untuk dapil Jakarta III meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan
Kep. Seribu.
Regulasi atau kebijakan yang ada saat ini diyakininya belum membawa aspirasi para driver ojol. Maka dari itu Suhandi bertekad akan menginisiasi Undang-Undang yang memperhatikan kesejahteraan seluruh driver ojol.
Berikut
program-program yang akan diperjuangkan Suhandi jika terpilih sebagai Anggota DPR
RI :
- Memperjuangkan tarif yang ideal bagi driver ojol.
- Memperbaiki sistem performa driver yang berimplikasi pada bonus yang
didapat. - Mendorong pemerintah agar memperhatikan
asuransi bagi pengendara ojol, baik asuransi jiwa, kecelakaan, hingga hari tua. - Meminta pemerintah memperhatikan masa
depan keluarga ojol, teruntuk bagi pengendara yang mengalami musibah kecelakaan
kerja bahkan hingga meninggal dunia yang meninggalkan anak istri atau
sebaliknya.
Mengapa
memilih PKB sebagai jalan Politik?
Suhandi menuturkan dirinya memilih Partai Kebangkitan Bangsa sebagai jalan perjuangannya sebab PKB adalah Partai yang terbuka, Partai yang modern, Partai yang bisa diterima oleh semua pihak, Partai yang istiqomah dan peduli kepada Rakyat kecil. Suhandi menambahkan, dengan majunya ia menjadi Caleg dari Partai yang di nahkodai oleh A. Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ini sangat dibuka jalan yang luas baginya untuk ambil bagian memperjuangkan aspirasi kaum ojol.
Perlu
diketahui, asal-muasal Suhandi
'nyemplung' ke dunia yang belum pernah terbayangkan dalam hidupnya selama ini,
politik. berawal pada Januari 2018, saat ia mengantarkan penumpang ke Kantor
Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat.
Saat menurunkan penumpang, ia melihat brosur atau pamflet pendaftaran caleg PKB
2019.
Tahu Suhandi tertarik dengan pamflet itu, si penumpang iseng bertanya apakah dirinya mau jadi caleg. “Caleg apa, Pak? Bayar nggak?” tanya Suhandi. “Lalu saya ambil formulir itu, padahal teman-teman meragukan. Ah, nanti nggak dimasukin. Banyak yang underestimate saya jadi caleg," ujar Suhandi mengenang awal dirinya mendaftarkan sebagai caleg.[]td