Daniel Minta Mentan Masukkan Petani Karet di RAPBN 2018

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan menyampaikan aspirasi petani karet dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) terkait Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara tahun 2018 di Gedung DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 11/9.
Aspirasi tersebut terkait kesejahteraan petani karet yang menurut penuturan daniel, sudah empat tahun tidak mendapatkan sentuhan dari Pemerintah. Daniel meminta agar Nasib Petani Karet ini menjadi bagian dari program Kementan dalam RAPBN 2018.
Mengenai hal tersebut, Daniel meminta Kementan bekerjasama dengan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar jalan aspal di propinsi basis penghasilan karet diganti karet. Karena, menurut daniel, Jalan Berbahan Karet untuk kondisi disana lebih bagus. Hal ini, lanjutnya sudah dilakukandi berbagai negara.
“Karena karet ini sangat signifikan berhubungan langsung dengan kemiskkinan, yakin itu. Karena mayoritas pendapatan di kalimantan barat dan Riau adalah karet jadi usaha dominan dari petani. Kalau itu drob, kesejamhteraan akan drop, kalau karet naik, kesejahteraan akan naik.
Lebih lanjut, Daniel Meminta agar Kementan mendukung pasca panen dari petani karet. Pemerintah harus mendrong agar petani tidak menjual karet yang sudah ditoreh begitu saja. Tetapi harus diproses menjadi lembaran-lembaran.
“Alatnya itu tidak terlalu mahal pak Menteri, tetapi setelah (karet) diolah harganya lebih dari 15 ribu per kilo. Jauh dan itu permintaannya tinggi. Padahal untuk membikin lembara-lembaran karet tersebut biayanya tidak terlalu besar tapi bisa menaikkan harga menjadi 15 ribu dari empat sampai lima ribu rupiah,” terangnya.
“Itu bisa menjadi terobosan bagaimana tangisan petani karet itu disitu. Saya rasa dua hal ini mudah-mudaahan bisa menjadi terobosan dan yakin menjadi hadiah terbaik yang bisa diberikan oleh pemerintah kepada bangsa ini, bukan hanya untuk petani karet, tetapi juga untuk indonesia,” pungkas Daniel.[]