Saudi-Iran Bersitegang, PKB Minta Pemerintah Proaktif Fasilitasi Perdamaian
JAKARTA - Timur Tengah saat ini menjadi sorotan dunia pasca pemerintah Arab Saudi mengeksekusi ulama syiah Sheikh Nimr karena mengkritik pemerintahan. Pasca eksekusi ulama syiah tersebut, hubungan Saudi dan Iran kian memanas, rabu 06/01.
Hubungan buruk antara kedua negara muslim tersebut, menurut Kyai Maman Imanulhaq, harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Maman mengatakan, pemerintah harus proaktif memfasilitasi perdamaian kedua negara tersebut.
Termasuk, lanjutnya, pemerintah wajib melakukan langkah-langkah preventif dalam mengadapi isu politik yang mengatasnamakan syiah dan sunni. "Kita justru harus menjadi kelompok mederat yang menengahi, memfasilitasi perdamaian di Timur Tengah. Kelompok-kelompok yang ingin menarik peran syiah-sunni di Timur Tengah itu perlu disadarkan bahwa persoalan itu masuk pada hal yang bersifat politis," ungkap Maman yang juga anggota DPR Komisi VIII, rabu 06/01.
Kata Maman, Indonesia mesti bersikap objektif dalam perbedaan-perbedaan dalam beragama. Sebagai negara plural, imbuh Maman, perbedaan adalah keniscayaan. "Sebenarnya tidak pelu ada isu syiah-sunni dan sebagainya. Masyarakat Indonesia adalah muslim moderat, jadi tidak ada kepentingan isu syiah dan sunni," terangnya.
Karena itu, Maman pun berharap dua oramas besar di Indonesia, baik NU dan Muhammadiyah berperan aktif memberikan penyadaran atas situasi ini. "Pertama saya ingin NU dan Muhammadiyah untuk bergerak cepat menyadarkan publik bahwa kita ini kelompok muslim moderat, kita tidak ada kepentingam isu syiah dan sunni. Kita adalah kelompok Islam yang selalu mendorong nilai-nilai perubahan yang juga perdamaian,".
"Kedua, NU dan Muhamadiyah harus mendorong pemerintah Indonesia sesuai dengan amanat untuk melakukan politik proaktif mendorong seluruh pihak Timur Tengah melakukan perdamaian dan mencari solusi yang terbaik. Sudah cukup korban yang berjatuhan kelompok sipil yang tidak bersalah menjadi korban dari ambisi ini," tegas Maman yang juga kader muda NU.
