Komisi VII Berharap Dua nakhoda di ‘kapal’ ESDM Jangan Berjalan Bersembarangan
JAKARTA - Pasca diangkatnya menteri dan wakil menteri baru kementerian ESDM, Anggota Komisi VII Agus Sulistiyono, berharap kebijakan Kementerian ESDM dapat berjalan sinergis. Dengan adanya dua nahkoda di "kapal" ini, menurut Agus, jangan sampai tejadi kebijakan yang saling bersebrangan.
"Kalau ada dua nakhoda di 'kapal' jangan sampai berjalan ke utara dan satunya ke selatan, sehingga permasalahan di Kementerian ESDM tidak akan pernah selesai," terang Agus memberi perumpamaan, senin 17/10.
Seperti telah diketahui, jumat pekan lalu kementerian ESDM telah diisi nahkoda baru. Presiden Jokowi melantik Ignatius Jonan sebagai menteri ESDM dan Archandra Thahar sebagai wakil menteri. Agus Sulitiyono yang juga anggota Fraksi PKB menilai, Jonan memang memiliki kemampuan manajemen yang baik dan diharap bisa menata BUMN. Sementara sosok Arcandra dianggap pas bersanding dengan Jonan karena ahli dalam bidang teknis. Kolaborasi inilah yang diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang selama ini belum terselesaikan.
"Semoga saja seperti itu, dan tidak saling menjadi nakhoda di satu kapal," sambungnya.
Agus juga menekankan di Kementerian ESDM ada target-target yang masih jauh dari harapan. Lifting minyak yang dari dahulu hingga sekarang tidak sesuai target di APBN merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, termasuk masalah kontrak dengan perusahaan asing dalam ekplorasi minyak di Tanah Air.
"Nah lifting minyak ini merupakan keahlian dari Arcandra, semoga beliau bisa segera menyelesaikannya," ungkap dia.
Lebih jauh Ketua DPW PKB DIY ini menyatakan, dengan kondisi harga minyak yang tengah jatuh, pemerintah dinilai perlu untuk menambah stok energi nasional, sehingga ketika harga minyak dunia naik kembali, tak diresahkan dengan kebutuhan energi di Indonesia.
"Ketika harga minyak rendah maka sudah saatnya Indonesia mempunyai stok minyak yang banyak. Tidak harus dari impor namun juga dari hasil eksplorasi milik perusahaan BUMN," harap dia.
