|  | 

Opini

POTENSI SANTRI MEMBERI SUPPORT KEMAJUAN INDUSTRI NASIONAL MENGHADAPI MEA

 

 

Nasim Khan

JAKARTA- Tahun ini Indonesia memasuki MEA/Masyarakat Ekonomi Asean. Bidang industri, tanpa melupakan yang lain, tentu merupakan sektor yang paling terkena pengaruh besar. Karena itu, mempersiapkan tenaga-tenaga profesional guna mencetak industriawan handal sangatlah diperlukan. Alasannya, pertama untuk mengisi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan besar yang pastinya akan menjamur. Kedua, memperkaya lahirnya produk industri original dalam negeri yang mampu bersaing dengan produk luar.

Berbicara tentang kondisi Indonesia saat ini dalam menghadapi MEA, kita tentu tidak bisa melupakan kelompok IKM/Industri Kecil Menengah. Realitas menunjukkan bahwa kelompok ini merupakan komunitas yang memberi peluang besar terhadap berkembangnya usaha bagi masyarakat kecil, yang ironisnya memiliki jumlah mayoritas di negara kita. IKM perlu dikembangkan secara serius bisa berarti mengangkat separuh kondisi ekonomi rakyat Indonesia. Sebaliknya, mengabaikan IKM berarti memperburuk separuh kondisi ekonomi mereka.

Namun demikian, upaya mengembangkan IKM secara serius mustahil berjalan lancar jika pemerintah gagal memanfaatkan potensi kekuatan kelompok. Perlu disadari bahwa, kekuatan kelompok merupakan modal terbesar dalam mencapai tujuan hampir di semua sektor termasuk industri, bukan hanya di sektor politik. Dengan memanfaatkan kekuatan kelompok, tujuan memajukan industri dalam negeri akan dapat berjalan lebih mudah, lancar, serasi dan terkoordinir. Dalam konteks ini, pemerintah perlu melirik keberadaan santri-santri di beberapa pondok pesantren yang tersebar luas di Indonesia. Dengan merangkul mereka secara serius, yang sudah jamak diketahui bahwa mereka memiliki ikatan komunitas yang sangat kuat, maka langkah Indonesia dalam memasuki MEA 2015 bidang industri insya Allah akan berjalan semakin mantap.

Selama ini, usaha industri di beberapa pondok pesantren yang dijalankan oleh para santri memang sudah berjalan, namun kurang maksimal. Akibatnya, gaung industri dikalangan santri jarang didengar oleh khalayak ramai. Pondok pesantren dengan santrinya lebih dikenal sebagai komunitas yang hanya beraksentuasi pada bidang pendidikan, lebih khusus lagi bidang agama.

Memang saat ini sudah ada IKM di pondok pesantren yang maju dan cukup menonjol. Namun prestasi tersebut belum meluas, masih lokalistik dan terbatas hanya dikalangan pondok pesantren tertentu. Kalau melihat kuantitasnya, kemajuan IKM yang seperti itu tentu tidak sepadan jika dibanding dengan jumlah pondok pesantren yang secara nasional hampir merata. Padahal, sejarah pondok pesantren dulu kala menunjukkan bahwa kiai yang merintis berdirinya pondok pesantren juga merupakan pelaku industri, seperti industri batik, produk makanan tahu tempe dsb. Melihat realitas bahwa kiai juga merupakan pelaku industri, mestinya persebaran kemajuan IKM tidak bersifat lokalistik dan terbatas seperti diuraikan diatas. Tapi juga dapat menyebar luas sebesar jumlah pondok pesantren yang ada di Indonesia.

Mengapa komunitas pesantren yang sebenarnya memiliki potensi sangat besar dalam memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan industri tanah air memasuki MEA 2015 berjalan kurang maksimal? Menurut saya hal tersebut disebabkan oleh antara lain pertama, dukungan pemerintah terhadap pondok pesantren dibidang industri sangat terbatas. Kedua, karena faktor pertama tadi, maka kalangan santri mengalami kesulitan untuk memulai usaha. Ketiga, pelaku IKM santri kesulitan mengakses kredit perbankan.

Berkaca pada uraian diatas, maka memandang perlu agar pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian segera melakukan langkah-langkah penguatan terhadap pelaku IKM dikalangan santri. Kementerian Perindustrian perlu memasukkan program di APBN tahun 2016 sesuai potensi daerah di lokasi pondok pesantren berada. Hal ini sangat penting agar pelaku IKM dikalangan santri dapat menghasilkan produk yang berkualitas, guna membuka arus perdagangan produk industri yang lebih luas. Dampak lainnya, dengan program tersebut dapat dipastikan akan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi.

Terakhir, kami memiliki keyakinan, Insya Allah dengan memperhatikan pondok pesantren melalui pemberdayaan IKM santri akan dapat menghasilkan produk industri berkualitas dan beraneka ragam dicapai dengan cepat. Ini bisa jadi salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam bersaing dengan serbuan produk dari luar negeri memasuki MEA 2015. Soal berapa besar alokasi dana yang diperlukan oleh Kementeraian Perindustrian dalam menganggarkan program IKM untuk pondok pesantren, tentu bisa disesuaikan dengan kebutuhan riil yang ada.

Oleh : Ir. M. Nasim Khan, Anggota Komisi VI FPKB DPR RI.

Related Articles

Kata Mutiara

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin” --- Gusdur

A new version of this app is available. Click here to update.