Bergaining Lemah: DPR Dorong Komunikasi Intensif Kemenlu-Kemenag Soal Haji

Jakarta-DPR menilai bargaining Pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Kerajaan Arab Saudi soal penyelenggaraan haji masih lemah. Karena itu, DPR mendorong agar komunikasi Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Agama RI lebih intensif sehingga Indonesia memiliki daya tawar yang kuat di mata pemerintah Saudi.
Demikian diungkapkan oleh KH. Maman Imanulhaq, Anggota Komisi VIII DPR RI usai mengikuti perjalanan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Arab Saudi pada tanggal 14-22 Maret lalu.
Politisi PKB itu menyebut bahwa problem haji itu bukan sebatas soal teknis, tapi menyangkut pula kebijakan politik luar negeri.
“Politik luar negeri kita di Arab Saudi belum sesuai Nawacita, kita masih dianggap remeh,” ungkap Maman.
Karena itu, Maman mendesak agar Kemenlu RI memperkuat posisi tawar politik Indonesia dengan Arab Saudi yang bebas-aktif dengan tetap memperkuat jati diri sebagai bangsa.
Lebih jauh Maman menyebut beberapa permasalahan di lapangan menyangkut haji yang perlu terus dinegosiasikan secara politis dengan otoritas Arab Saudi, seperti lemahnya skill tenaga outsourching petugas haji lokal Saudi yang masih jauh dari harapan. Kondisi ini menurut Maman sangat menghambat dan mengganggu kelancaran haji.
“bergaining lain adalah peningkatan profesionalitas layanan imigrasi di bandara sana dan pemasangan papan-papan informasi dan petunjuk berbahasa Indonesia untuk memudahkan jamaah kita”, tutur Maman.
Selagi daya tawar politik kita masih lemah dan diremehkan, maka permasalahan-permasalahan haji yang muncul di lapangan selama ini, menurut Maman akan terus kembali terulang.