|  | 

Berita Nasional

FPKB Adakan Diskusi Ancaman Deindustrialisasi dan Defisit Neraca Perdagangan

Jakarta-Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI hari ini kamis,(11/09) mengadakan Diskusi Publik dengan tema “Ancaman Deindustrialisasi dan Defisit Neraca Perdagangan Terhadap Perekonomian Nasional” di ruang rapat FPKB Gedung DPR RI.

Diiskusi tersebut menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Ir.HM. Lukman Edy, MSi (Anggota Komisi VI DPR RI FPKB), Ir. Harjanto, M.Eng (Direktur Jenderal Basis Indsutri Manufaktur Kemenperin), Drs.H.Junaedi (Staf Ahli Bidang Manajemen Kemendag), Eko Putro Sandjojo (Deputi Rumah Transisi Jokowi-JK bidang Peningkatan Perdagangan Domestik, Peningkatan Ekspor, Ekonomi Kreatif, dan Percepatan Pembangunan di Papua). Diskusi tersebut rencannya di buka oleh Ketua FPKB DPR RI Marwan Ja’far.

Berdsarkan release yang diterima oleh redaksi kami, diskusi tersebut bertujuan untuk memperoleh masukan dari berbagai stakeholders terkait permasalahan bidang perindustrian dan perdagangan di Indonesia, selain itu juga mengidentifikasi ide-ide, gagasan, dan rekomendasi yang tepat untuk memperkuat exit strategi dalam menghadapi ancaman nyata deindustrialisasi dan defisit neraca perdagangan yang terjadi.

Menurut release panitia, problem utama di sektor industri di Indonesia adalah munculnya gejala nyata dari deindustrialisasi, yaitu menurunnya peran industri dalam perekonomian secara umum. Secara teori deindustrialisasi ditandai dengan penurunan aktivitas industri manufaktur yang diukur dari penyerapan lapangan kerja dan penurunan unit usaha dalam jangka panjang. Indikator lain mulai terjadinya deindustrialisasi yaitu makin besarnya industri berbasis sumber daya alam dan sebaliknya, industri yang sejatinya manufaktur justru lebih mengecil. Bila menelusuri data BPS, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB, sebenarnya mengalami tren penurunan sejak dekade lalu. Pada 2004, sumbangan industri manufaktur terhadap PDB mencapai 28,34%, turun dari tahun sebelumnya 28,84%.

Pada saat yang sama, kinerja Industri di Indonesia ini tercatat semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebagai contoh, kontribusi manufaktur merosot pada 2011-2013 dengan pencapaian masing-masing 24,35%, 23,97% dan posisi terakhir yang diumumkan BPS berada di angka 23,69%. Terjadinya fenomena deindustrialisasi ini jelas berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Setidaknya ada empat akibat terjadinya deindustrialisasi ini, Pertama, semakin berpotensinya negara kita menjadi negara yang konsumtif. Hal ini nantinya dapat dibuktikan dengan neraca ekspor-impor dalam beberapa tahun belakangan ini. Kedua, meningkatkan ketergantungan kepada negara-negara pengekspor barang manufaktur. Ketiga, sulitnya melakukan reindustrialisasi. Keempat, tingkat penyerapan tenaga kerja menurun.

Related Articles

Kata Mutiara

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin” --- Gusdur

A new version of this app is available. Click here to update.