|  | 

Berita Nasional

DPR Ingatkan Pemerintah Awasi Impor Beras Horeka, Jangan Sampai Ada “Penumpang Gelap

JAKARTA-Anggota Komisi IV DPR RI, Jaelani, mewanti-wanti pemerintah agar benar-benar memperketat pengawasan terhadap rencana impor beras khusus untuk kebutuhan hotel, restoran, dan kafe (horeka), seperti beras jenis basmati atau biryani.

Ia menegaskan bahwa program impor ini jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memasukkan beras konsumsi umum yang dapat mengganggu pasar dalam negeri.

“Impor beras untuk segmen horeka memang memiliki pasar khusus. Tetapi kami ingatkan, jangan sampai ada ‘penumpang gelap’ yang memanfaatkan skema impor ini untuk menyusupkan beras konsumsi masyarakat umum. Hal itu jelas merugikan petani dan mengacaukan tata niaga beras nasional,” ujar Jaelani di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, pemerintah harus memastikan bahwa jalur distribusi beras impor ini betul-betul terkendali dan tidak bocor ke pasaran umum. Pengawasan mulai dari perizinan, volume, hingga distribusi harus dilakukan dengan transparan dan akuntabel.

“Kalau memang untuk kebutuhan horeka, silakan. Tapi jangan sampai ada penyelundupan berkedok impor beras premium, lalu dijual bebas di pasaran. Itu yang harus diantisipasi sejak awal,” tegasnya.

Jaelani juga mengingatkan agar pemerintah tetap berpihak pada kepentingan petani lokal. Ketahanan pangan nasional, katanya, tidak boleh dikompromikan oleh praktik impor yang tidak tepat sasaran.

“Prioritas kita tetap meningkatkan produksi beras dalam negeri, memperkuat cadangan pangan, dan menyejahterakan petani. Impor hanya sebatas kebutuhan khusus yang memang tidak bisa dipenuhi di dalam negeri,” pungkas Jaelani.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan isu impor beras yang beredar perlu diluruskan, karena beras yang masuk bukan untuk konsumsi masyarakat luas, melainkan khusus memenuhi kebutuhan restoran-restoran tertentu.

Ia mencontohkan restoran Jepang menggunakan beras asal Jepang dengan karakteristik butiran kecil, sementara restoran Arab dan India membutuhkan beras basmati yang memang tidak dapat digantikan dengan beras lokal Indonesia.

"Nah, ini kan ada lagi simpang siur. Pak, itu nyatanya ada beras impor? Yang dimaksud beras yang diimpor itu beras restoran Jepang, itu kan dia pakai beras Jepang. Itu nggak bisa diganti, itu beras-beras khusus, kecil, dia nggak terlalu besar gitu," kata Wamentan di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Related Articles

A new version of this app is available. Click here to update.