|  | 

Berita Nasional

Banyak Jamaah Haji Lansia, PKB Minta Pemerintah Fokus Layanan Kesehatan

JAKARTA – Menjelang keberangkatan jamaah haji Kloter I Jumat (2/5/2025), Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, meminta pemerintah memastikan kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini mengingat mayoritas jamaah haji Indonesia masuk kategori lanjut usia (Lansia).

“Pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkualitas sangat penting agar jemaah dapat menjalankan ibadah haji dengan aman dan nyaman. Terlebih banyak jemaah kita yang lanjut usia dan memerlukan pendampingan serta perhatian khusus,” ujar Neng Eem, Rabu (30/4/2025).

Dia mengatakan peningkatan layanan kesehatan bagi jamaah haji harus menyeluruh di setiap tahapan.
bagi jemaah haji Indonesia. Mulai dari tingkat daerah, embarkasi-debarkasi, hingga selama pelaksanaan ibadah di Arab Saudi dan saat jemaah kembali ke tanah air.

Neng Eem menyoroti pentingnya evaluasi dan peningkatan layanan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya. “Kita tidak boleh mengulang pengalaman pada musim haji 2023, ketika banyak jemaah jatuh sakit bahkan meninggal dunia. Memang tahun berikutnya tercatat ada penurunan kasus penyakit seperti pneumonia, gangguan pernapasan, dan jantung. Namun tren positif ini harus terus dijaga dan ditingkatkan,” tambahnya.

Data tahun 2024 menunjukkan penurunan signifikan dalam kebutuhan layanan safari wukuf atau layanan khusus bagi jemaah sakit atau uzur agar tetap bisa menjalankan wukuf di Arafah. Dari 222 jemaah yang menggunakan layanan ini pada 2023, jumlahnya menurun drastis menjadi hanya 23 orang pada 2024. Neng Eem mengapresiasi capaian ini, namun tetap mengingatkan pentingnya kesiapan layanan khusus seperti ini sebagai bentuk perlindungan bagi jemaah dengan kondisi kesehatan terbatas.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya kesiapan pelayanan kesehatan saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Saat puncak haji, aktivitas fisik jemaah sangat tinggi. Pemerintah harus memastikan kesiapan layanan kesehatan, antisipasi kelelahan, serta risiko penyakit akibat cuaca ekstrem dan kepadatan aktivitas,” tegasnya.

Neng Eem juga menyoroti ketersediaan obat-obatan yang harus dijaga dengan baik. Gejala umum seperti batuk, demam, panas dalam, dan meriang kerap dialami jemaah. “Jangan sampai pasokan obat-obatan menipis di saat dibutuhkan. Penyakit ringan pun bisa jadi serius jika tidak segera ditangani,” ujarnya.

Terakhir, ia meminta adanya penambahan tenaga kesehatan seiring dengan peningkatan kuota jemaah. “Dengan bertambahnya kuota haji, jumlah petugas kesehatan juga harus ditambah. Terutama untuk pendampingan jemaah lanjut usia agar mereka mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal,” pungkas Neng Eem.

Penulis : Rach Alida Bahaweres

Related Articles

A new version of this app is available. Click here to update.