Gempa Bumi Poso, Pemerintah Diminta Prioritaskan Kebutuhan Pokok Pengungsi

JAKARTA – Gempa bumi berkekuatan 6,0 magnitudo mengguncang wilayah laut Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8/2025) pukul 05.38 WIB. Pusat gempa berada 18 kilometer barat laut Poso dengan kedalaman 10 kilometer. Akibatnya, satu orang meninggal dunia, 14 orang luka-luka, dan sebanyak 184 kepala keluarga atau 433 jiwa terpaksa mengungsi.
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB, Mahdalena, mendesak pemerintah agar bergerak cepat memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi. Ia menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan pokok tidak hanya menyangkut logistik, tetapi juga keselamatan, kesehatan, dan pemulihan fisik maupun mental korban.
“Kami turut berduka atas musibah gempa di Poso. Yang terpenting saat ini adalah memastikan para pengungsi mendapatkan perlindungan layak. Mereka kehilangan tempat tinggal dan berada dalam kondisi terbatas. Negara harus hadir dengan memberikan jaminan kebutuhan pokok secara cepat, tepat, dan manusiawi,” ujar Mahdalena di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Ia menekankan kebutuhan mendesak meliputi makanan dan minuman bergizi, air bersih, pakaian layak, perlengkapan khusus perempuan dan anak, serta tempat tinggal sementara yang aman. “Bukan hanya ketersediaan, tapi juga kualitas. Jangan sampai anak-anak, ibu hamil, dan lansia mengalami gangguan kesehatan karena kebutuhan gizinya tidak terpenuhi,” tambah legislator asal Nusa Tenggara Barat itu.
Mahdalena juga menegaskan bahwa kelompok rentan harus menjadi prioritas utama. “Anak-anak, perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas perlu perhatian khusus. Mereka lebih rentan terhadap dampak bencana, baik fisik maupun psikis,” katanya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya penyediaan alas tidur, selimut, serta fasilitas sanitasi layak di lokasi pengungsian. Menurutnya, pengungsian bukan hanya tempat berlindung, tetapi ruang pemulihan sementara yang harus memenuhi standar kemanusiaan.
Mahdalena juga meminta pemerintah menyediakan layanan pendampingan psikososial bagi pengungsi, terutama anak-anak dan perempuan. “Trauma pasca-gempa adalah persoalan serius. Pendampingan psikologis sangat penting agar mereka bisa pulih dari rasa takut dan cemas,” jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat terdampak untuk tetap tenang, mengikuti arahan petugas, dan waspada terhadap potensi gempa susulan. “Tugas utama pemerintah saat ini adalah memastikan kebutuhan dasar pengungsi tidak terbengkalai. Ini soal kemanusiaan, negara tidak boleh abai,” tutup Mahdalena.
Penulis : Rach Alida Bahaweres