Harga Jagung di Tingkat Petani Masih Rendah, PKB Nilai Inpres 10/2025 Angin Segar Petani

JAKARTA- Presiden Prabowo Subianto resmi meneken Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10/2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Jagung Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB Usman Husin menilai Inpres 10/2025 menjadi titik tolak perbaikan kesejahteraan petani jagung yang selama ini kerap terpinggirkan.
“Kami memberikan apresiasi luar biasa atas terbitnya Inpres 10/2025 yang diteken Presiden Prabowo. Dengan Inpres ini kami menilai ada ruang besar bagi para petani terutama petani jagung di berbagai wilayah Indonesia untuk berkembang dan mendapatkan jaminan kesejahteraan lebih baik,” ujar Usman Husin, Selasa (24/6/2025).
Inpres 10/2025 tersebut bertujuan agar Indonesia mampu swasembada pangan dan menjadi negara ekspor utama beras serta jagung. Inpres ini juga mengatur Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram dengan kadar 18 persen – 20 persen. Inpres ini penting mengingat harga jagung di tingkat petani relatif rendah.
Usman Husin mengatakan mendukung target swasembada pangan yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo. Menurutnya, target ini menunjukkan kepedulian dan dukungan pemerintah untuk peningkatan pertanian di Indonesia. Namun ia minta pemerintah melalui Bulog melakukan peningkatan daya serap jagung.
“Target yang telah ditetapkan oleh Presiden bukanlah suatu target yang sulit tercapai. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk jumlah produksi jagung. Tapi kami juga berharap ada peningkatan daya serap jagung oleh Bulog karena harga jagung di tingkat petani masih rendah,” ujarnya.
Legislator asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini meminta Bulog meningkatkan daya serap jagung petani dengan HPP yang ditetapkan pemerintah yakniRp5.500 per kilogram. Angka ini mengalami peningkatan pada Februari 2025 yang semula Rp 5000 per kilogram sesuai dengan ketetapan yang tertuang dalam Keputusan Kepala Bapanas Nomor 18 Tahun 2025.
Ia mengatakan harga jagung di tingkat petani masih sangat rendah. Ia mencontohkan daerah yang masih rendah harga jagung di tingkat petani adalah Lampung dan Kabupaten Tanahlaut di Kalimantan Selatan. Di Lampung, harga jagung di tingkat petani sekitar Rp3.000-Rp3.000 per kilogram. Di Kabupaten Lahat, harga jagung berada pada kisaran Rp4.900 per kilogram.
“Angka ini tentunya masih minim sehingga masih belum mampu membantu petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Padahal, uang yang diperoleh digunakan untuk biaya hidup dan modal tanam berikutnya. Kami berharap Bulog dapat meningkatkan daya serap jagung untuk meningkatkan kesejahteraan para petani,” katanya.
Usman Husin juga meminta adanya peningkatan pengawasan oleh Kementerian Pertanian untuk memastikan target yang ditetapkan Presiden Prabowo dapat tercapai. “Kami harap target yang diberikan presiden akan tercapai dan memberikan angin positif untuk para petani,” ungkapnya.
Hingga Jumat (20/6/2025), serapan jagung dalam negeri oleh Bulog telah mencapai 50.590,03 ton. Angka ini masih jauh dari target untuk memperkuat stok CJP yakni sebanyak 1 juta ton pada tahun 2025 atau sekitar 5,8 persen dari total proyeksi produksi jagung nasional sebesar 17,7 juta ton.
Penulis : Rach Alida Bahaweres