Gus Muhaimin: Pesantren Harus Bangkit Memimpin Perubahan

JAKARTA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengajak pesantren untuk bangkit dan menjadi pemimpin perubahan masa depan. Pesantren harus melakukan transformasi untuk menghadapi tantangan yang semakin besar. Khususnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Pernyataan itu disampaikan Muhaimin dalam pembukaan acara International Conference on the Transformation of Pesantren atau Internasional Transformasi Pesantren di Hotel Sahid Jakarta, Selasa (24/6/2025).
“Dalam 10 tahun terakhir ini telah terjadi perubahan dramatis. Terjadi berbagai tantangan yang banyak, temuan-temuan teknologi baru, baik yang berbasis teknologi mesin maupun teknologi informasi,’’ terang pria yang akrab Cak Imin tersebut.
Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM) itu mengatakan, perubahan terjadi begitu dramatis. Semuanya melakukan penyesuaian, karena betul-betul tergagap. Misalnya, perubahan cara kerja, tata kelola dan manajemen, dan perubahan lainnya. Jadi, semua sektor mengalami perubahan.
“Perubahan yang dramatis, misalnya perubahan teknologi, yang mau tidak mau, kita harus melakukan evaluasi. Pemerintah juga harus menyesuaikan cara kerja dan program,” terang Cak Imin.
Mantan Wakil Ketua DPR itu mengatakan, pesantren bukan hanya menjadi penonton, tapi harus menjadi pemimpin perubahan. Pesantren sudah sangat berpengalaman menghadapi berbagai situasi, mulai dari zaman penjajahan, kemerdekaan, reformasi, dan zaman sekarang ini.
Dia menilai saat ini pesantren takut melakukan evaluasi atas ketergagapan dengan perubahan zaman. Hal itu terjadi bukan hanya di Indonesia, tapi juga di juga di seluruh dunia. Maka, pesantren harus melakukan evaluasi untuk menghadapi tantangan yang ada.
“Berbagai perubahan itulah yang harus kita antisipasi. Pesantren harus melakukan perubahan dan menjadi pemimpin perubahan,” bebernya.
Cak Imin mangajak pesantren untuk melakukan adaptasi dengan kemajuan teknologi, karena teknologi sangat mempengaruhi dakwah. Menurutnya, saat ini dakhwah Islamiyah bukan bersumber dari para dainya, tapi sekarang dakwah bersumber pada algoritma media sosial.
“Algoritma inilah yang mempengaruhi kepada seluruh tingkat kesadaran, militansi, dan adaptasi masyarakat,” urainya.
Dia menegaskan bahwa pengaruh algoritma ini sudah menjadi kenyataan yang tidak terbantahkan. Jadi, saat ini cara berpikir, dan berprilaku masyarakat betul-betul berdasarkan algoritma yang berkembang di media sosial.
“Karena algoritma, sekali kita tonton video di media sosial, maka video itu yang akan muncul terus. Ketika kita menonton ceramah wahabi, maka itu yang akan muncul terus,” paparnya.
Cak Imin menegaskan bahwa tidak hanya pesantren yang mengalami kegagapan terhadap perkembangan teknologi, lembaga pendidikan yang lain juga belum menyiapkan daya tahan diri terhadap perkembangan yang ada. “Di tengah kondisi itulah, pesantren harus bangkit dan memimpin perubahan dan di masa yang akan datang,” tandas politisi asal Jombang, Jawa Timur itu.
Penulis : Khafidlul Ulum