|  | 

Berita Nasional

Komisi IV Desak Pemerintah Investigasi Kenaikan Harga Beras di Tengah Stok Melimpah

JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan mendesak pemerintah untuk segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap penyebab kenaikan harga beras di pasaran. Sebab, saat ini stok beras nasional melimpah.

“Kami mempertanyakan mengapa harga beras justru naik di tengah klaim stok yang melimpah. Ini adalah paradoks yang merugikan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah,” tegas Daniel Johan di Jakarta, Selasa (3/6).

Menurut Daniel, kondisi ini mengindikasikan adanya persoalan serius dalam rantai distribusi atau kemungkinan permainan harga oleh pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya langkah cepat dari pemerintah, termasuk Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, serta aparat penegak hukum, untuk mengusut tuntas situasi ini.

“Jika memang stok melimpah, harga seharusnya stabil atau bahkan turun. Kenaikan harga yang tidak sejalan dengan ketersediaan pasokan harus menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera bertindak,” tambahnya.

Daniel juga meminta pemerintah tidak hanya berhenti pada klarifikasi data stok, melainkan juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi dan tata niaga beras nasional. Menurutnya, transparansi dan pengawasan yang ketat menjadi kunci dalam mencegah spekulasi harga yang merugikan rakyat.

“Kami di Komisi IV akan terus mengawal isu ini, dan mendorong agar kebijakan pangan benar-benar berpihak kepada kepentingan masyarakat luas,” pungkasnya.

Sebelumnya, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa adanya keanehan di mana harga beras naik saat stok melimpah. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata harga beras naik di tingkat grosir dan eceran.

Sedangkan, harga rata-rata beras turun di tingkat penggilingan. Melihat fenomena itu, Amran menyatakan, jika harga beras di tingkat penggilingan turun, seharusnya harga beras di tingkat eceran juga ikut turun.

Amran juga melihat ada anomali data stok pada gudang beras di Cipinang yang terjadi pada bulan Mei. Menurutnya, sebanyak 11 ribu ton beras yang keluar dari gudang Cipinang pada 28 Mei 2025. Padahal selama lima tahun terakhir, beras keluar dari gudang Cipinang rata-rata berkisar 1.400 hingga 3.500 ton.

Penulis : Khafidlul Ulum

Related Articles

A new version of this app is available. Click here to update.