Heru: Tindak Keras Pelaku Kekerasan Pada Santri
Jakarta – Aksi brutal petugas seorang pegawai di kantor Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II Natal pada seorang santri SR kelas tiga Musthafawiyah Purba Baru, Mandailing Natal (Madina), Sumut dinilai layak mendapat ganjaran. “Saya minta ditidak tegas, copot jabatan dan sanksi sebagaimana hukum berlaku,” pinta Legislator Komisi III FPKB DPR RI, Heru Widodo pada Selasa (21/09/2021).
Aksi kekerasan Petugas Lapas itu kata Heru tidak menunjukan sikap seorang aparat pemerintah. “Tindakan kekerasan terhadap anak santri jelas mempermalukan institusi, tidak bisa diabaikan. Ini harus menjadi catatan evaluasi Kemenkumham,” lanjut Heru yang juga Ketua DPN Gemasaba itu.
Aksi kekerasan itu sebagaimana diketahui terjadi pada Senin (20/9-2021), sekitar pukul 08.00. Saat, santri yang sedang libur itu hendak membawa beca yang dikemudikan ke bengkel yang tanpa sengaja beca yang dikendarai SR menyenggol bagian pintu belakang kiri mobil Aliya BK-1583-RK yang dikemudikan milik petugas lapas Derman Gultom.
Peristiwa yang sempat terekam dan viral di masayarakat melalui akun pemilik hp Jhoni Andrean itu, Ujar Heru harus dijadikan pembelajaran. “Jangan mudah emosi apalagi cuma soal kendaraan penyok. Apa yang dilakukan Petugas Kalapas itu jelas sudah merusak ikhtiar Kemenkumham membangun citra positif institusi,” paparnya.
Kedepan lanjut Heru, Pola rekruitmen Calon Petugas Kalapas yang dilakukan Kemenkumham harus betul-betul mampu membaca karakter bukan pada acuan nilai ujian saja.
“Banyak orang pinter tapi tidak berakhlak. Komisi III akan mendorong bagaimana pola rekruitmen yang mengedepankan moralitas bukan pada nilai,” kata Heru Widodo.
Hingga berita ini diturunkan, meski warga telah mendatangi Lapas kelas II Natal dan meminta pertanggungjawaban terhadap pelaku, namun belum ada informasi terkait keberadaaan pelaku.
“Saya sarankan diselesaikan secara hukum, tidak perlu musyawarah untuk kasus kekerasan seperti ini. Kami dukung ada tindakan tegas terhadap siapapun aparat yang melakukan aksi kekerasan,” tegas Heru Widodo menutup percakapan.