|  | 

Berita Nasional

DANA INSENTIF PESANTREN, KOMISI VIII: IDEALNYA 25T

JAKARTA - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) yang gencar mendesak pemerintah memberikan perhatian terhadap pesantren dalam memasuki era new normal akhirnya mendapat respon. Pemerintah mengatakan akan mengucurkan dana insentif untuk pondok-pesantren sebanyak Rp. 2,3 Triliyun.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI yang juga anggota Fraksi PKB, Marwan Dasopang, mengatakan menyampaikan terimakasih kepada pemerintah yang telah mau mendengarkan masukan-masukan dari DPR untuk membantu Pondok Pesantren.

Namun Mardas, sapaan akrabnya, menilai rencana bantuan sebesar Rp 2,3 Triliun itu belum cukup untuk membantu seluruh pesantren yang ada.  

"Tentu kita mengucapkan terima kasih sudah disuarakan. Cuma kalau menganggarkan yang memadailah Rp 2,5 Triliun itu untuk rapid test, untuk masuk kembali ke asrama aja seluruh Indonesia sudah habis," ujarnya.  

Marwan mengatakan, belajar di pesantren dengan belajar di sekolah biasa itu berbeda. Pesantren lebih menekankan pendidikan dari sekedar pengajaran yang yang cukup hanya dilaksanakan melalui transfer ilmu secara online. "Jadi kita menganggap bukan hanya transfer knowledge, tapi ada pembentukan karakter," katanya.  

"Maka idealnya Rp 25 triliun bukan 2,5 ya kalau bisa Rp 23 Triliun," imbuhnya.

Marwan mengatakan pembentukan karakter bagi murid-murid yang ada di dalam Pesantren itu melalui belajar tetap muka dengan guru untuk mengambil keberkahan dari guru ustadz dan kiyainya. Jadi bagi murid-murid di Pesantren belajar itu selain untuk menambah ilmu juga mengambil keberkahan dengan khidmat kepada guru.

"Pembentukan karakter itu disebut kadang-kadang itu ada barokah. Barokah berguru, barokah berkiai, jadi karakter itu terbentuk ketika berhadapan dengan kiainya," katanya.

Maka dari itu Marwan bersama fraksi-fraksi lain yang ada di Komisi VIII mendorong pemerintah agar memfasilitasi santriwan dan santriwati untuk segera kembali ke Pondok Pesantrennya masing-masing. "Untuk itu layaklah pemerintah memfasilitasi, baik pemulangan dalam hal memastikan sehat masuk ke dalam, kemudian selama berada di asrama itu dijaga dan dirawat kesehatannya," katanya.

Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan para guru, para pengasuh ponpes untuk tetap menjaga kesehatannya, dengan cara memberikan insentif, agar mereka tetap berada di dalam Pesantren. Karena, kalau para pengajarnya bebas keluar masuk pesantren bisa rawan terkena virus dan menularkan kepada para santrinya.

"Kalau keluar takutnya membawa virus lagi, karena itu insentif bagi guru-guru tetap berada di lingkungan Pondok. Maka dari itu angka Rp 2,3 triliun itu ya kecil sekali," katanya.

Untuk itu Marwan berharap ada pemikiran ulang dari pemerintah untuk menghitung lebih detail kebutuhan untuk bantuan pesantren. Dia mendorong pemerintah dalam membantu Pesantren itu tidak berhenti di angka Rp 2,3 triliun tapi bisa ditambah lagi jumlahnya. 

Related Articles

Kata Mutiara

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin” --- Gusdur

A new version of this app is available. Click here to update.