|  | 

Berita Nasional

Haul dan Manaqib Gus Dur: “Saat Masalah Sosial dan Keragaman Terusik, Semua Kembali Rindu Gus Dur”

JAKARTA - Tahlil dan manaqib Gus Dur digelar DPP PKB memperingati haul ke 7 alm. KH. Abdurahman Wahid. Acara yang dilaksanakan di Graha Ad-Dhakhil, Kantor DPP PKB Jl. Raden Saleh, Jakarta ini diisi dengan doa dan manaqib atau pembacaan sejarah pemikiran dan perjuangan Gus Dur melalui testimoni para tokoh.

Ketum DPP PKB, H. A. Muhaimin Iskandar mengatakan, membaca kembali manaqib Gus Dur, penting dalam merefleksikan situasi sosial saat ini. "Ketika masalah-masalah sosial tentang keberagaman dan pluralisme kembali terusik seperti saat ini, semua pasti rindu kehadiran Gus Dur. Maka, selain berdoa, acara ini jadi upaya meneruskan perjuangan beliau," ungkap pria yang akrab disapa Cak Imin ini, rabu, 28/12.

Cak Imin menerangkan ada enam pelajaran dari Gus Dur yang selalu relevan untuk terus diperjuangkan. Yakni, ketauhidan, keberanian, kemanusiaan, persamaan dan kebersamaan, silaturrahim atau komunikasi dan perdamaian.

"Ketauhidan Gus Dur itu istilahnya sudah mencapai level 'tidak ada rasa takut dan tidak ada rasa sedih'. Dan itu diterjemahkan dlm kehidupan sosial," katanya lagi.

Salah satu contohnya, Cak Imin mengisahkan Gus Dur di zaman Orba sempat dilarang berziarah ke maqam Ayahnya di Jombang. Bahkan, ketika itu semua akses masuk diperintahkan ditutup saat Gus Dur sudah mendekati maqbarah.

"Kalau orang biasa, tentu akan marah besar sebab hak untuk berdoa di maqam ayah sendiri, kok dilarang. Tapi Gus Dur tidak marah dan dendam. Dia pun tetap ziarah dan tahlil meski di  pinggir jalan dekat maqam tersebut," papar Cak Imin.

Sikap Gus Dur, lanjutnya, perlu menjadi contoh dalam kehidupan berbangsa. "Semoga kita bisa mengingat dan meneruskan cita-cita Gus Dur," tutupnya.

Selain Cak Imin, manaqib Gus Dur juga disampaikan beberapa tokoh yang hadir. Diantaranya, KH. As'ad Said Ali, Dr. Rizal Ramli Ki. Enthus Susmono, Nursyahbani Katjasungkana, Maha Bhiksu Dutavira Stavira, dan H. Sakirun.

As'ad Said Ali menambahkan, pemikiran Gus Dur tentang pluralisme perlu diterjemahkan dalam hal yang lebih kongkrit. "Amal sholeh adalah kontek ukhrowi. Sedang amal khoir konteknya duniawi. Jangan sampai salah menafsirkan ajaran GD. Maka soal pluralisme perlu rule of conduct dalam bentuk undang-undang yang lebih terperinci," terangnya.

Senada dengan ini, Rizal Ramli juga  menegaskan pemikiran Gus Dur tentang pluralisme dan keberpihakan. Salah satu warisan Gus Dur dalam memerjuangkan kaum minoritas yang tertindas adalah melalui PKB.

"Maka harus mengambil kepemimpinan. PKB ambil leadership, main di tengah. Karena basis NU dan nasionalisme yang berpadu, maka indonesia akan stabil," tukasnya.

Related Articles

Kata Mutiara

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin” --- Gusdur

A new version of this app is available. Click here to update.