|  | 

Berita Nasional

Ulang Tahun Ke 17, FPKB Hadiahkan RUU Pendidikan Pesantren dan Madrasah Untuk Santri Indonesia

whatsapp-image-2016-10-10-at-13-28-46 JAKARTA - Dalam rangkaian acara HUT ke 17, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) melaunching RUU pendidikan pondok pesantren dan madrasah. Menurut Ketua FPKB, Hj. Ida Fauziyah, FPKB mendorong RUU ini untuk menjawabkebutuuhan pesantren mengembangkan diri.

Sebab, menurutnya, sampai saat ini pesantren dan madrasah betuh mendapat perhatian pemerintah. Padahal, sebagai lembaga pendidikan yang sudah ada sejak pra kemerdekaan. "Ada pembiaran dari negara. Terlebih lagi, dalam postur anggaran pendidikan Islam juga belum jelas disebutkan anggaran khusus bagi pondok pesantren," ungkap Ida, sein 10/10.

Sebagai contoh, alokasi anggaran fungsi pendidikan Islam di Kementerian Agama kurun waktu 2014-2016 rata-rata hanya sebesar 11 persen dari total anggaran pendidikan. Total anggaran pendidikan sebagaimana amanat konstitusi sebesar 20 persen, yaitu Rp403,1 triliun. Sementara, anggaran madrasah dan pesantren Rp44,5 triliun.

"Pun dalam aturan saat ini disebutkan pengelolaan pondok pesantren bukan kewenangan pemerintah daerah, melainkan pemerintah pusat. Sedangkan di pemerintah pusat anggaran pondok pesantren tidak disebutkan secara khusus," imbuhnya.

Karena itu, atas perintah ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar, Fraksi PKB pun menginisiasi draft undang-undang ini. "Atas perintah ketum PKB, kami Fraksi PKB telah menyesaikan draft dan sudah diregister ke baleg. Kami juga menyerahkan draft ini ke PBNU untuk meminta dukungan agar hal ini menjadi pekerjaan bersama sekaligus menjadi hadiah menyambut hari santri kepada seluruh santri," tukas Ida.

Menyambut RUU Pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren ini, PBNU pun menyatakan mendukung langkah FPKB ini. KH. Said Aqil Siradj, Ketum PBNU, bahkan menegaskan bahwa pesantren telah memberikan kontribusi besar terhadap perjalanan bangsa. "Saya merasa bangga dan mendukung langkah FPKB memperjuangkan pesantren lewat RUU ini. Sebab pesantren di Indonesia lebih mengedepankan pendidikan Islam dan tidak lepas dari pergaulan intelektual yang terjadi sepanjang sejarah perkembangan Islam di Indonesia". "Pesantren di Indonensia dan Pakistan berbeda sangat jauh. Di Pakistan radikal dan ekstrim, di Indonesia kebalikannya, Pesantren di Indonesia justru membangun peradaban anti kekerasan dan radikalisme. Bahkan berhasil membangun integritas (persatuan) dan karakter bangsa," ujar Said Aqil.

Related Articles

Kata Mutiara

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin” --- Gusdur

A new version of this app is available. Click here to update.