|  | 

Berita Nasional

Helmy Faishal: Islam Nusantara Kawal NKRI

2JAKARTA- Fraksi PKB menggelar halaqoh kebangsaan bertajuk ‘Islam Nusantara mengembangkan sikap toleran, moderat, dan maslahah’. Halaqoh ini bertujuan meneguhkan komitmen perjuangan politik PKB sebagai muharriq (penggerak) NU dalam menerjemahkan semangat Islam Nusantara.

"Islam Nusantara yang moderat, toleran dan cinta damai harus terus diutamakan di tengah masyarakat. Agar cita-cita menjadikan Islam Nusantara sebagai prototype ideal untuk keislaman dunia terejawantahkan," kata Ketua Fraksi PKB, Helmy Faishal Zaini, dalam halaqoh kebangsaan di Ruang Fraksi PKB DPR RI, Jakarta, Rabu (19/8).

Dalam halaqoh tersebut, Helmy menyampaikan Islam di Indonesia merupakan warisan budaya dengan segenap keragamannya membuat wajah Islam Nusantara semakin kaya makna. Ia menambahkan kearifan lokal yang tidak melanggar syariat islam akan dijaga dan dirawat.

"Sangat sulit menandingi nilai kearifan lokal Nusantara. Akulturasi Islam dan budaya lokal melahirkan Islam Nusantara yang ideal, berkarakter dan terorganisir dengan baik," imbuh Mantan Menteri PDT ini.

Helmy menjelaskan melalui islam nusantara pihaknya dapat mencegah masuknya berbagai aliran radikalisme yang dapat merusak kesatuan bangsa. Sebab, lanjutnya jika radikalisme itu dibiarkan akan menjadi benalu bagi keberagamaan masyarakat nusantara. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan mengancam eksistensi dan keutuhan NKRI.

“Paham radikalisme seperti ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) sekarang terus muncul ditengah masyarakat. Jika kita, islam yang berkembang di Indonesia diam tidak melakukan sebuah gerakan, masyarakat bisa ikut,” terangnya.

Ia menjelaskan peran PKB mengawal Islam Nusantara dalam bidang legislasi, Melalui Fraksi PKB terus mendorong pemerintah untuk memperhatikan pendidikan Islam. FPKB, lanjutnya di DPR secara serius mengawal bagaimana caranya APBN itu pro-pesantren.

“Mabda Siyasi sudah sangat lengkap mengembangkan islam nusantara. Hal itu sangat penting mengingat jasa pesantren sangat besar untuk kemerdekaan Indonesia dan tidak bisa dipungkiri bahwa pesantren adalah basis utama perkembangan Islam Nusantara.” Tukasnya.

Sementara itu Akhmad Sahal mengatakan bahwa Islam Nusantara adalah keislaman aswaja (ahlussunnah wal jamaah) NU. Islam Nusantara dalam praktiknya tidak memberangus budaya lokal sebagaimana banyak dipraktikan walisongo. Ia bersifat adaptif dan kompromis terhadap budaya lokal.

“Dasar dan landasan pemikiran Islam Nusantara adalah Ushul Fikih dan Kaidah fikhiyyah. Dua landasan tersebut merupakan metodologi yang selalu dipakai untuk mengarungi kehidupan sehari-hari,” jelas Sahal.

Syafiq Hasyim juga mengatakan yang lebih penting untuk diperhatikan adalah pilihan aksi yang akan diperankan oleh Islam Nusantara. Ia beranggapan sangat disayangkan jika Islam nusantara hanya berhenti sebatas wacana saja, islam nusantara harus menjadi nadi aktifitas keberagamaan umat Islam di Indonesia.

“Islam nusantara harus menjadi identitas dan karakteristik umat Islam Indonesia. PR (pekerjaan rumah) kedepannya adalah bagaimana kita menata gerakan bagiamana yang ideal bagi keberlangsungan Islam Nusantara,” tuturnya.

Hadir dalam halaqoh kebangsaan, Rois Am Syuriah PBNU, KH. Ma’ruf Amin sebagai keynote speaker, PCI NU Amerika Serikat Akhmad Sahal dan intelektual muda NU Syafiq Hasyim.

 

Related Articles

Kata Mutiara

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin” --- Gusdur

A new version of this app is available. Click here to update.