|  | 

Berita Nasional

DPR Berharap Warga Cianjur Bisa Sejahtera dari Perkebunan

Jakarta-Anggota Komisi VI DPR RI FPKB Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz mengajak pihak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, khususnya pengelola kebun di Kabupaten Cianjur untuk bersama-sama mencari solusi terhadap keadaan masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan dengan mengembangkan perkebunan.

Sebab, melalui kebun, pengelola tidak saja menjadi produsen bahan baku, melainkan bisa mengelola komoditi, memproduksi dari hulu sampai ke hilir khususnya teh Walini Cianjur.

x500
x500

Demikian keterangan tertulis yang disampaikan Neng Eem pada wartawan, Senin (16/3/2015) yang melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke kebun Teh Panyairan, Pasirnangka, dan Gedeh di Kabupaten Cianjur, baru-baru ini.

Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) VI FPKB itu menyampaikan keprihatinannya melihat pengelolaan kebun teh Panyairan tersebut, karena pegawainya sampai saat ini masih tertinggal dan bahkan tergolong miskin.

“Bagaimana kalau bahan baku bermutu itu kita kelola dari hulu hingga hilir secara optimal, termasuk promosi. Apalagi masyarakat tahu itu adalah produk Indonesia. Mereka membeli dan mencintai produk dalam negeri ini, sehingga pegawai dan masyarakat bisa menikmati sekaligus meningkatkan kesejahteraannya,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Neng Eem, dalam mengelola teh tersebut tidak perlu berpikir keadaan masyarakat Indonesia ke depan, karena masyarakat Cianjur sendiri sebagai contoh terbukti sejahtera dengan hadirnya industri teh milik PTPN VIII ini, dan itu sejak sekarang harus mulai dilakukan dengan baik.

Keprihatinannya tersebut menurut Neng Eem semata karena dirinya merasa terpanggil sebagai warga Cianjur yang tentu memiliki ikatan emosional dengan kondisi masyarakat yang masih tertinggal, pendidikannya masih rendah, khususnya Cianjur tengah dan selatan.

Dan, itu menjadi salah satu indikator ketertinggalan dari sudut pandang pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). “Itu menjadi tanggungjawab pengelola kebun teh khususnya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar,” tambah Neng Eem.

Dengan kondisi tersebut Neng Eem berharap bisa menciptakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat Cianjur.

“Jangan sampai ada citra bahwa perempuan Cianjur hanya banyak memperoleh rezeki di negeri orang sebagai TKW akibat desakan ekonomi. Maka, marilah kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ungkapnya.

Selain pengembangan program keanekaragaman komoditi teh, menurut Neng Eem untuk lahan yang tidak produktif untuk teh, maka lebih baik dengan tanaman lain seperti suksesnya Panyairan dengan panen pisang Maskirana.

“Pisang dari dataran tinggi ini memiliki keistimewaan cita rasa yang tinggi dan bergizi,” tuturnya.

Pada pertemuan itu pihak PTPN VIII menunjukkan hasil hilir, yaitu teh Walini. “Teh dengan cita rasa hebat ini memang dalam pasaran umum Indonesia kurang dikenal, namun cita rasa Walini mengalahkan teh yang diketahui bermerk selama ini. Sederhananya, teh yang kita minum, meski merek luar negeri, sebenarnya ada teh dari kebun Panyairan, Pasirnangka dan Gedeh di dalamnya,” pungkasnya.

Related Articles

A new version of this app is available. Click here to update.