|  | 

Berita Nasional

Kiai An’im Desak Sanksi ke Trans7

KEDIRI-Anggota DPR RI Komisi VIII dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH An’im Falachuddin Mahrus, menyampaikan kecaman keras terhadap tayangan salah satu program di Trans7 yang dinilai tidak sopan dan melecehkan sosok kiai sepuh.

Kecamatan itu menyusul tayangan program Xpose Trans7 yang dinilai melecehkan martabat ulama dan institusi pesantren, khususnya Pondok Pesantren Lirboyo. Menurut Gus An’im, sapaan akrab KH An’im Falachuddin Mahrus, tayangan tersebut sama sekali tidak pantas disiarkan oleh stasiun televisi nasional yang seharusnya menjunjung tinggi etika dan moral publik.

“Untuk tayangan itu, menurut saya tidak sopan. Bagaimana tidak, karena stasiun televisi nasional menayangkan hal yang sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan terhadap kiai sepuh yang kita hormati,” ujarnya di Kediri.

Ia menegaskan, sosok yang disorot dalam tayangan itu, yakni KH Anwar Manshur, merupakan ulama besar dan suri teladan bagi masyarakat luas, khususnya kalangan pesantren.

“Kita sangat menyayangkan adanya tayangan seperti itu. KH Anwar Manshur adalah sosok yang penuh keteladanan dan tidak semestinya diperlakukan demikian,” tuturnya.

KH An’im menambahkan, KH Anwar Manshur dan istrinya dikenal sebagai pasangan yang pekerja keras serta berdedikasi tinggi terhadap pendidikan dan pengajaran santri.

“Saya akui, sejak muda pasangan tersebut memiliki jejak rekam yang luar biasa. Bila beliau diberi rezeki dari Allah melalui para santri atau wali santri, itu merupakan hasil dari kerja keras dan perjuangannya di jalan Allah, bukan karena berharap pemberian itu,” tandasnya.

Ia juga meyakini, para kiai yang berilmu dan mengamalkan ilmunya akan mendapatkan jaminan rezeki dari Allah SWT.

“Keyakinan kami di dunia pesantren, siapa pun yang berjuang dan berpegang teguh di jalan Allah, tidak akan disia-siakan. Termasuk rezeki, akan datang melalui perantara yang dikehendaki Allah,” imbuhnya.

Menurutnya, dalam kehidupan pesantren, kontribusi para kiai terhadap santri sangat besar. Mereka mengorbankan waktu, tenaga, hingga harta demi kemajuan pendidikan Islam.

“Perjuangan kiai bukan hanya soal mengajar, tetapi juga mendidik karakter dan akhlak santri agar menjadi generasi penerus bangsa yang berilmu dan beradab,” jelasnya.

Lebih lanjut, KH An’im juga mencontohkan, bahwa di berbagai daerah, termasuk di Jawa Barat, para kiai memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan masyarakat dan pendidikan.

“Bahkan di Jawa Barat, banyak kiai yang berjuang tanpa pamrih, namun justru menjadi panutan dan penggerak ekonomi umat. Maka, sangat tidak pantas bila ada media yang menggambarkan kiai dengan persepsi negatif,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap persepsi yang dibangun dalam tayangan Trans7 tersebut.

“Kami menolak keras cara penyajian yang menyinggung kehormatan ulama,” katanya.

Meski pihak Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf, KH An’im menilai langkah itu belumlah cukup untuk menebus kesalahan yang telah menimbulkan kegaduhan dan kekecewaan umat.

“Sebenarnya harapan kami, agar kejadian semacam ini tidak terulang, minimal harus ada sanksi tegas yang diberikan, misalnya pencabutan izin penyiaran program tersebut,” ucapnya.

Ia menilai, lembaga penyiaran harus lebih selektif dan berhati-hati dalam menayangkan opini atau konten yang berkaitan dengan tokoh agama.

“Maka dari itu, siaran televisi harus lebih selektif lagi dalam menyampaikan opininya di tengah masyarakat. Jangan sampai media justru menjadi pemicu kegaduhan dan perpecahan,” pungkasnya.

Related Articles

A new version of this app is available. Click here to update.