Gus Jazil Dapat Penghargaan dari PWI Gresik, Ini Kiprahnya di Kota Santri

GRESIK- Jazilul Fawaid meraih penghargaan bergengsi Giri Pancasuar Award (GPA) dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik, Rabu (14/5/2025).
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya yang dinilai menginspirasi masyarakat Gresik, khususnya dalam bidang politik dan pembangunan sumber daya manusia.
Acara penghargaan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025 tingkat Kabupaten Gresik.
Dalam kesempatan itu, Gus Jazil mengaku terharu dan merasa penghargaan tersebut menjadi penyemangat baru untuk terus berkarya.
“Saya merasa betul-betul orang Gresik. Penghargaan ini memacu saya untuk terus berkarya dan melayani. Ini bukan puncak prestasi saya, tapi justru awalnya, dan akan saya buktikan,” ujar pria asal Pulau Bawean itu dalam sambutannya.
Sebagai tokoh nasional yang lahir dan besar dari keluarga santri, Gus Jazil punya perhatian khusus terhadap Gresik yang dikenal sebagai Kota Santri.
Ia menilai, potensi Gresik sebagai kota industri belum dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia asli daerah yang memadai. Hal inilah yang mendorongnya merintis pendirian Universitas Sunan Gresik.
“Kalau soal satpam, persewaan kos, kontrakan, itu banyak di Gresik. Tapi manajer di industri hingga perumus kebijakan pemerintahan kebanyakan justru dari luar daerah. Ini harus jadi perhatian bersama,” tegasnya.
Universitas Sunan Gresik menurutnya bukan sekadar kampus, tapi simbol kebangkitan SDM lokal. Kampus ini telah membuka 16 program studi, dengan dua lokasi utama: di Ponpes Sunanul Muhtadin, Kertosono, dan di Jalan Kyai Syafi’i, Desa Dahanrejo, Kebomas, Gresik.
“Gresik ini inspirasi. Kampus Sunan Gresik saya bangun bukan dengan banyak fakultas agama, tapi lebih ke bidang yang masih langka seperti teknik, matematika, teknologi, dan seni. Karena itu yang kurang di kampus Gresik,” jelasnya.
Ia pun mengajak semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan insan pers—untuk turut membesarkan Universitas Sunan Gresik agar bisa berkembang layaknya kampus besar lain yang membawa nama para wali.
Gus Jazil, lahir di Bawean, Gresik, pada 5 Desember 1971. Sejak kecil ia sudah tertanam pendidikan agama dari orang tuanya, H M Sunan Hamli dan Hj Insija. Pendidikan dasarnya dimulai di SDN 1 Daun Timur, kemudian dilanjutkan di MI Ma’rif Islamiyah Kertosono, mengikuti orang tuanya pindah ke Gresik.
Pendidikan menengah ia tempuh di Ponpes Ihya’ul Ulum Gresik, di bawah asuhan KH Ma’shum Sufyan. Semangat keilmuannya terus berlanjut hingga meraih gelar Sarjana Al-Qur’an dari PTIQ Jakarta pada 1998, lalu Magister dari IIQ Jakarta pada 2012, dan Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Negeri Jakarta tahun 2019.
Karier organisasinya juga cemerlang. Ia pernah memimpin PMII Cabang Jakarta Selatan, menjadi Ketua GP Ansor, dan kini menjabat Dewan Pembina Lembaga Pengembangan Pertanian PBNU. Aktif di lingkungan Nahdlatul Ulama, Gus Jazil kemudian masuk ke dunia politik melalui PKB.
Pengalamannya sebagai Staf Ahli Wakil Ketua DPR (2006–2009) dan Staf Khusus Menakertrans (2009–2013) membuka jalannya ke Senayan. Ia pertama kali duduk di DPR RI melalui mekanisme PAW pada periode 2009–2014, kemudian terpilih langsung dari Dapil Gresik–Lamongan pada Pemilu 2014 dan 2019, dengan perolehan suara tinggi secara nasional.
Di PKB, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu 2019–2024. Sementara di DPR, ia pernah menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran dan Plt Ketua Fraksi PKB.
Tak hanya itu, Gus Jazil juga menggagas Gerakan Nusantara Mengaji, gerakan khataman Al-Qur’an yang melibatkan jutaan peserta dari dalam dan luar negeri.
“Bagi saya, pengabdian kepada bangsa ini adalah bagian dari amanah ilmu dan khidmat kepada para kiai,” tutupnya.