|  | 

Kegiatan Fraksi

Hati-Hati Terima Tawaran Kerja di LN, Rawan Mafia Trafficking

JAKARTA - Sejumlah keluarga korban perdagangan manusia di Myanmar mendatangi Ruang Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (5/12/2024). Rudi Anto, datang untuk menyampaikan kejadian memilukan yang dialami anaknya, Ilham Pajrian. Anaknya yang berusia 22 tahun awalnya mendapat iklan penawaran kerja melalui media sosial. Setelah diterima bekerja, Ilham dimasukkan ke grup telegram dan dijanjikan akan diterbangkan ke Thailand untuk bekerja sebagai admin perusahaan.

Semua proses dilakukan secara cepat dan dibuat jadwal keberangkatan pada 14 Agustus 2024 ke Thailand. Ilham tak berangkat sendiri tapi bersama salah seorang sepupunya yang dijanjikan akan bekerja di salah satu gudang di Thailand. Sebelum keberangkatan ke Thailand, Rudi menceritakan kalau anaknya sempat menghubungi dirinya dan mengatakan tidak bisa berkomunikasi lagi karena handphone disita. Komunikasi menggunakan handphone lain yang diselundupkan. “Katanya nggak bisa lama-lama komunikasi karena sudah ditodong pistol,” kata Rudi.

Komunikasi kemudian terjalin sepuluh hari setelah keberangkatan. Dari komunikasi itu kemudian diketahui bahwa anak dan keponakannya tidak jadi diberangkatkan ke Thailand tapi di perbatasan Myanmar yang tidak diketahui posisinya secara pasti. Komunikasi diakui sangat sulit dilakukan dan hanya sekitar dua menit saja. “Kami terakhir komunikasi lima hari lalu,” ungkap Rudi.

Rudi mengatakan, selama ini anak dan keponakannya diminta bekerja untuk melakukan penipuan online untuk menawarkan investasi bodong. Mereka dipaksa bekerja dari pukul 09.00 hingga 04.00. Mereka hanya diijinkan istirahat pada pukul 15.00 dan 21.00 selama 30 menit. “Tapi tak bisa istirahat karena antri makan juga memakan waktu lama,” katanya Rudi. Makanan yang disediakan disana pun kerapkali makanan yang haram dikonsumsi umat muslim. “Tapi tak ada pilihan lain,” kata Rudi lirih.

Jika tak sesuai target, maka mereka akan disiksa secara tak manusiawi. Keponakannya pernah bekerja tak sesuai target yang kemudian dimasukkan ke dalam penjara perusahaan dan disiksa tanpa ampun tanpa boleh tidur sama sekali. Setelah itu, dalam keadaan penuh luka berdarah akibat siksaan, keponakannya harus kembali bekerja tanpa diijinkan untuk mengobati luka yang ada.

Tak hanya laki-laki yang menjadi korban perdagangan orang di Myanmar. Tetapi banyak juga perempuan yang terjebak dan harus bekerja dengan penuh siksaan serta selalu mendapat kejahatan seksual. “Kalau mereka ketahuan hamil karena mengalami kejahatan seksual, anak dikandungan harus digugurkan,” kata Rudi.

Rudi berharap, anak, keponakan serta seluruh korban perdagangan orang di Myanmar bisa segera dipulangkan pemerintah Indonesia. Informasi yang diperoleh keluarga korban, ada 45 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban perdagangan orang di Myanmar.

 

Tak hanya Rudi, Yuli Yasmin juga hadir dan menceritakan nasib pilu yang dialami sang suami. “Hingga kini tidak jelas nasib keluarga kami yang masih tersandera di Myanmar,” ungkap Yuli sambil terisak.

Sang suami, Robin, menjadi korban perdagangan orang sejak tahun setahun lalu. Ia menceritakan, awalnya sang suami diajak kenalannya untuk bekerja ke Thailand. Sang suami tertarik karena diiming-iming mendapatkan gaji Rp 16 hingga Rp 20 juta, dijanjikan bonus, visa kerja dan lain-lain. “Tapi semua janji manis itu tidak pernah diperoleh,” katanya. Sang suami teryata tidak benar-benar berhenti di Thailand tapi malah diselundupkan ke Myanmar untuk melakukan pekerjaan penipuan online untuk investasi bodong.

Komunikasi dengan sang suami hingga kini sangat sulit dilakukan karena telepon genggam dirampas perusahaan. Kalaupun dapat berkomunikasi, menggunakan telepon genggam cadangan yang diselundupkan diam-diam. “Mereka disana dipekerjakan sangat tidak manusiawi. Kalau belum sesuai target, dihukum,” tambah Yuli. Para korban hampir setiap hari disetrum, dipukul dan bentuk penyiksaan lainnya.

Hingga kini, seluruh korban pedagangan orang tak hanya mengalami penyiksaan tapi hak-haknya bekerja seperti gaji, tidak pernah diperoleh. “Kami ingin keluarga kami kembali dan berkumpul bersama kami,” katanya lagi. Pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk mengembalikan anggota keluarganya. Mereka telah membuat laporan ke Polda, menghubungi KBRI hingga ke Disnaker masing-masing kota. “Kami ingin ketemu Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan apa yang kami perjuangkan,” kata Yuli.

Oleh Sholeh, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan pihaknya terus bekerja keras tanpa henti untuk memperjuangkan nasib korban perdagangan manusia. “Kami akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan hingga dapat kepastian status para korban,” katanya.

Ia mengakui memang tak mudah memperjuangan kasus perdagangan orang ini. Tapi dirinya mengaku tetap berikhtiar berjuang dari jalur politik dan diplomasi.

 

Sementara itu, Arzeti Bilbina, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB mengatakan Fraksi PKB berada di grada terdepan masalah kemanusiaan. “Kami merasakan kesedihan yang dialami keluarga korban. Apa yang terjadi ini merupakan tanggungjawab bersama,” kata Arzetti. Ia mengatakan akan mengawal dan memperjuangkan secara lintas Komisi agar para korban bisa kembali dengan selamat dan berkumpul bersama keluarga

Related Articles

A new version of this app is available. Click here to update.